Sajak Terista Tapak Dara

Warnasari tapak dara mengiring detak denting di altar suci. Tertanam tandus pada wajah bumi. Tetes embun menemani tiap - tiap rasa. Selaksa pijak yang membasuh lin pada tapak - tapak kaki.

Warnasari tapak dara ditiap jengkal camara putih. Membawa tengarang dan segenggam seruput impian nyata. Hingga saat nagara hiasi jumantara ribu rona dan bersabda diluhur kurubin.
:Diriku rarai jiwa pun rembi henyak pada diri.

Akankah terengkuh unjun - unjun tapak dara di tiap - tiap kerai hingga tak ada rembi menampar pipi?. Ini juwita tinggalkan hati. Hanya ada terista tersisa pada tapak dara.

O, tapak dara Sang Hyang rangum juwitamu pun dirimu bertalun litup - litup. Rangup adanya, limpung trisula diujung jantung. Jangan rantuskan nyawa jika tak ingin juwita merembi darah.

Warnasari tapak dara nahak jiwamu. Meski dirinya tak berwaruga mahianya cinta. Tidak di dataran bumi melainkan di dewana jumantara.

:Keabadian.

@elmira
Kairo,
31 Januari 2010 [19:14]

Tidak ada komentar:

 
 
 

gadis kupu-kupu

gadis kupu-kupu
Hei, kau gadis kupu-kupu.. pa bila ku buka sangkarmu, adakah dirimu akan menjadi binal?, JAWAB..!!, takkah dirimu lihat air mataku menghujam pedih menunggu!. Tetaplah dirimu disana jangan engkau melangkah sejengkalpun melihat dunia luar, tetaplah dalam sangkar, rajut senyummu hingga sempurna, tetaplah. Hingga sampai saatnya nanti matahari lelah pijar.

Bunga Kapas

Bunga Kapas
ah, bunga kapas.. pergilah terbang melayang mengawan yang menawan, lalu pulanglah kembali ceritakan padaku tentang lima warna musim.

pudar Harapan lamun

pudar Harapan lamun
Biarkan aku terjatuh, jangan takut! jangan pernah takut. Biar mereka yang di bawah sana tau!, bahwa aku memiliki apa yang mereka tak miliki. Biarkan mereka semua tau!, yang diatas maupun yang di bawah, bahwa aku masih memiliki Bentang, untuk nikmati hariku di letak tertinggi.
 
Copyright © Ranting Sepi
Using Protonema Theme | Bloggerized by AVR