tangkai hati mendayung semu
tersepuk jiwa diujung sepukal safa
hampir terputus nyawa
liat lindap seumpama unjun pada intan tak diarti
ini ungkau menyaksi..,
mudasir takdir
mandala purnama
tangkai hati
itu memilu lirih
sambada merasuk jiwa
@elmira
Salam Buat Sang Fajar ( Kalidasa penyair dari India )
Lihatlah hari ini.
Sebab ia adalah kehidupan, kehidupan dari kehidupan.
Dalam sekejap dia telah, melahirkan berbagai hakikat dari wujudmu.
Nikmati pertumbuhan.
Pekerjaan yang indah.
Indahnya kemenangan.
Karena hari kemarin tak lebih dari sebuah mimpi.
Dan esok hari adalah bayangan.
Namun hari ini ketika Anda hidup sempurna,
telah membuat hari kemarin sebagai impian yang indah.
Setiap hari esok adalah bayangan yang penuh harapan.
Maka lihatlah hari ini
Inilah salam untuk sang fajar.
@elmira
Sebab ia adalah kehidupan, kehidupan dari kehidupan.
Dalam sekejap dia telah, melahirkan berbagai hakikat dari wujudmu.
Nikmati pertumbuhan.
Pekerjaan yang indah.
Indahnya kemenangan.
Karena hari kemarin tak lebih dari sebuah mimpi.
Dan esok hari adalah bayangan.
Namun hari ini ketika Anda hidup sempurna,
telah membuat hari kemarin sebagai impian yang indah.
Setiap hari esok adalah bayangan yang penuh harapan.
Maka lihatlah hari ini
Inilah salam untuk sang fajar.
@elmira
Lagzun Di Pintaku
pada bayangku yang hanya semu
dapati satu bingkai lazwardi
senandung ratapan tak terpungkiri saat
mengawan menuju padaNya...,
lalu tangan Tuhan dan diriku bersatu
saat jemariku menyentuh langit; dapat diriku rasa
agaknya dapat ku rasa
rasa hangat yang mengalir pada nadi
dan pijarMu Tuhan yang teduh menghias bimasakti
seketika itu diriMu memberi warna antara langit dan bumi
tiga warna maka jadilah pelangi.
Agar diriku melangkah pasti, lewati serpih serpihan la'la yang melampar
langkisan tertiup tenang
saksikan luas langit tanpa pilar
lihat ribuan cahaya karubin bersujud padaMu
lagzun ini milikMu
ini diriku Tuhan
yang melangkah ikuti tutur sabdaMu karna lahabi
mencapai nadhir tanpa kelesuh
penghabisan...,
Tuhan
jangan hanya menatapku
rangkul ini diriku
bukankah Engkau sang Maha cinta
diri ini tak inginkan kekal nikmat surgawi
apalagi hinanya neraka
hanya ingin dekapMu
sang pencipta
pemilik takdirku
setelah itu musnahkan diriku
hapus hidupku,
diriku tak pernah meminta ada
ini pintaku
saat lakyan denganMu.
@elmira
dapati satu bingkai lazwardi
senandung ratapan tak terpungkiri saat
mengawan menuju padaNya...,
lalu tangan Tuhan dan diriku bersatu
saat jemariku menyentuh langit; dapat diriku rasa
agaknya dapat ku rasa
rasa hangat yang mengalir pada nadi
dan pijarMu Tuhan yang teduh menghias bimasakti
seketika itu diriMu memberi warna antara langit dan bumi
tiga warna maka jadilah pelangi.
Agar diriku melangkah pasti, lewati serpih serpihan la'la yang melampar
langkisan tertiup tenang
saksikan luas langit tanpa pilar
lihat ribuan cahaya karubin bersujud padaMu
lagzun ini milikMu
ini diriku Tuhan
yang melangkah ikuti tutur sabdaMu karna lahabi
mencapai nadhir tanpa kelesuh
penghabisan...,
Tuhan
jangan hanya menatapku
rangkul ini diriku
bukankah Engkau sang Maha cinta
diri ini tak inginkan kekal nikmat surgawi
apalagi hinanya neraka
hanya ingin dekapMu
sang pencipta
pemilik takdirku
setelah itu musnahkan diriku
hapus hidupku,
diriku tak pernah meminta ada
ini pintaku
saat lakyan denganMu.
@elmira
Si Peri Talisman Karat
"Pokoknya gak bisa" tegas kakakku sambil menenteng kopernya.
"Selama kakak keluar negri, semua tanggung jawab kakak serahin ke peri talisman karat" kata kakakku sambil membuka bagasi mobilnya. Dan meletakkan kopernya ke dalam bagasi mobil.
"Tapi kak..." kataku lambat.
"Gak ada tapi-tapian kalo kakak bilang gak, ya nggak" jawab kakak tegas menatap tajam diriku.
"Catet" tiba-tiba muncul suara yang tak asing lagi dibelakangku. Peri talisman karat. Dia sudah siap menjadi bodygardku selama satu minggu.
"Peri ingat ya, semua pesan dan catatan yang aku kasih ke kamu" kata kakakku menegaskan.
"Siiiiiip El, asal jangan lupa juga pesananku, minyak wangi Chanel and baju renang model paling baruuu, buat nanti liburan ke Hawai" jawab si peri dengan beribu gaya.
"Ok, nah Eka kakak pergi dulu ya, jaga diri baik-baik, jangan telat makan dan gak boleh keluar" ucap kakakku sambil mengecup keningku, seraya masuk ke dalam mobil.
"Iya kakak, hati-hati ya" kataku sambil menyimpul senyum, menatapnya sendu.
Mobil Honda jazz itupun keluar dari bagasi rumah kami, meninggalkan komplex perumahan kami. Dan mulai tak terlihat.
hufh.. gumamku. Namaku Eka lengkapnya Eka larasati, itu tadi kakakku Elmira. Semenjak orang tua kami tiada kakaklah yang membesarkanku. Dan dalam seminggu ini aku akan berada didalam pengawasan Perinya.
"WOI..!" teriakan keras tepat ditelinga kananku membuyarkan lamunanku sekaligus mengagetkanku.
"a..pa" dengan nada sedikit kaget aku menjawab.
"Jam 12:10 catatan nomer: 3 waktunya makan siang" peri menunjukan catatan sepanjang 2 meter ke arahku.
"Iya" jawabku lemas, sepanjang itukah pesan dan catatan kakakku. Ya Tuhan.
***************
Waktu menunjukan pukul 16:10 wib, btnya minta ampun.
"Nonton dvd ah.."
belum sempat kuarahkan kakiku ke ruang tv, dering telfon berbunyi, seketika aku berlari kecil kearah telfon yang sedang berdering. Bergema didalam rumahku.
"Hallo"
"Eka" suara diujung sana bertanya.
"Iya, Ibnu ada apa..?" suara yang sudah tak asing untukku.
"Gimana mau ikut gak..?" tanya Ibnu.
"Aduh, gak tau ya, kayaknya gak bisa" jawabku.
"Wah, kenapa" tanya Ibnu.
"Aku harus jaga rumah"
"Yah rumah ngapain dijagain gak bakal kabuuur..."
"Tuk..tuk..tuk.." tiba-tiba ku dengar suara ketukan jari di meja telpon. Ternyata si peri sudah berada tepat disampingku. Terlihat tinggi. Memang dia tinggi mungkin tingginya sekitar 175 cm.
"Catatan nomer: 55 gak boleh nerima telfon dari laki-laki lebih dari 10menit" kata si Peri sambil menunjukan catatan yang super panjang itu.
"Hallo Eka.. Eka kamu masih denger gak sih..!" tanya Ibnu yang sedikit gusar.
"Eh.. iya maaf, gak kayanya aku gak bisa nu, sorry udah dulu ya" seketika telfon ku tutup.
Langsung aku berlari pergi kekamar kakakku tanpa menoleh kepada si Peri. Muak aku dibuatnya.
"Menyebalkan..!" gerutuku sambil merebahkan diri ketempat tidur. Apa yang harus ku lakukan agar aku bisa menghadiri kupdar anak-anak poet at facebook. Aku ingin pergi kesana. Benar-benar gak ada ide supaya bisa keluar dari rumah.
Hufh.. kutarik laci tolet kakakku, dia biasa meletakan mp3 disini. Seketika..
"apa ini..?" botol putih bertuliskan GLUTETIMID tergeletak di dalam laci tolet kakakku. GLUTETIMID HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Lalu kulihat tulisan tangan kakakku, obat tidur penghilang rasa cemas.
"Oh.. mungkin ini punya pasiennya, kakakkukan dokter" gumamku dalam hati.
Entah mengapa tiba-tiba terbesit ide gila dalam otakku.
***************
Suara televisi terdengar nyaring.
Kabar seputar selebritis. Ternyata Peri talisman karat sedang menyaksikan gosip artis terkini.
"Wah..wah..wah dasar manusia kerjaannya nikah cerai terus" gumam si Peri dengan mimik wajah serius menyaksikan acara tersebut.
"Peri..." panggilku dengan lembut.
"WHAT" jawab si Peri sambil melirik kearahku.
"Kalo bilang mau keluar jawabanya gak boleh..! seperti yang tercantum pada catatan nomer: 46" katanya sambil menghakimi masih dengan lirikannya.
"bukan Peri ini Eka buatin teh buat Peri."
"teh..?" si Peri menaikan alis mata kanannya.
"iya" jawabku sambil tersenyum."
"I LIKE IT..!"
Dengan satu kali petikan jemari Peri merubah suasana diruang televisi menjadi seperti era Tokugawa. Aku hanya bisa tecengang dibuatnya.
"Ehm.."
Oh ternyata si Peri sudah duduk manis mengenakan kimono ala Geisha.
"Apakah aku terlihat cantik..?" tanya si Peri sambil mengedip-ngedipkan mata.
"iya cantik hehehe.." jawabku serba salah. Sebenernya sih aneh bedaknya terlalu menor.
"Langit dan bumipun tau kalo diriku ini Peri paling tercantik hahaha..."
Wekz narziznya ni peri gumamku.
"Kemarikan tehnya."
Kuberikan teh itu kepada si Peri dia meminumnya dengan perlahan. Sama seperti wanita-wanita jepang saat menikmati teh hijau dibawah pohon sakura.
"Hangat, enak, tapi kok pait ya..!" tanyanya padaku sambil menaikan alis mata kanannya.
"Pait gak mungkin ah" sergapku.
"Iya rasanya rada aneh"
Sebenarnya aku mulai takut ketahuan. Soalnya teh itu sudah ku campur dengan Glutetimid sebanyak 15 capsul.
"Aduh.. mataku kunang-kunang" kata si Peri.
Si Peri berdiri berjalan dengan sempoyongan.
"Wow kok pada miring semuanya ya..? Eka kepalamu ada tiga" katanya sambil berjalan sempoyongan.
"Am flying, am flying"
dengan seketika
"GUBRAK BRAK."
Si Peri terjatuh, agaknya tertidur, kudekati tubuhnya
"Peri bangun, bangun" kataku sambil menggoncangkan tubuhnya. Tapi yang ku dengar hanya suara dengkuran.
"Yes, yes, yes, berhasil" teriaku sambil loncat kegirangan.
Aku langsung menuju kamarku untuk bersiap-siap pergi.
***************
Waktu sudah menunjukan pukul 19:35. Aku sudah berada diluar komplex luar perumahan. Hampir sepuluh menit belum ada taxi yang melintas.
Akhirnya hampir sekitar dua puluh menit penantianku gak sia-sia ada juga taxi yang melintas didepan komplex rumahku.
"Pak ke jln. Kenari ya" kataku pada supir taxi yang baru saja ku berhentikan.
"Iya Neng" jawab supir tersebut.
Kunaiki taxi itu dikursi belakang. Dari rumahku ketempat Ibnu butuh waktu kira-kira dua puluh menitan.
Ini pengalaman pertamaku keluar malam sendiri, biasanya kakak selalu mengantarku.
Ada sih rasa takut sedikit, mendingan kuselingi dengan maen facebook pikirku.
"Neng kita potong jalan aja ya biar cepat" tiba-tiba pak supir bertanya padaku.
"Iya pak yang penting sampai dengan selamat"
Pak supir mulai melewati jalan yang arahnya tak ku kenal. Mungkin ini jalan pintas pikirku.
Entah mengapa tiba-tiba perasaanku gak enak, aku benar-benar tak mengenali jalan yang dilalui supir ini. Kok seperti perkampungan.
"Pak ini lewat mana ya..?"
"Tenang Neng bentar lagi juga sampai" jawab supir taxi itu enteng.
"Kok jalan pintas malah lama sih pak !."
Si supir diam saja. Perasaanku menjadi gak karuan, jantungku berdetak kencang, dan mulai berfikir yang tidak tidak-tidak.
"Udah pak saya berhenti di sini saja !" kataku dengan tegas.
Supir itu tidak menghiraukan perintahku. Malah melaju semakin kencang.
Aku benar-benar takut. Aku harus nekat pikirku. Kupukul kepalanya dengan handphone yang sedang ku genggam sekeras-kerasnya dan bertubi-tubi.
Mobil direm mendadak. Dengan cepat aku keluar dari taxi.
Tempat apa ini, terlihat seperti makam. Memang terlihat banyak kuburan disekitar.
Aku berlari dan terus berlari.
Tanpa menoleh kebelakang, nafasku mulai seduh sedan, lelah mulai ku rasa.
Aku sudah mulai tak kuat untuk berlari. Kuhentikan langkah kakiku, sepi sunyi. Aku sendiri disini bersama para makam. Betapa takutnya aku.
"Aku dimana..?" tanyaku pelan pada diriku sendiri. Ingin rasanya menangis sekeras-kerasnya.
"TOLOONG..." teriaku keras berharap ada yang mendengar.
Andai aku gak pernah keluar rumah.
Andai aku nurut ama kakak.
Andai aku gak pernah mencampur teh Peri dengan obat tidur. Sekarang aku hanya bisa menangis.
"DI SINI RUPANYA..!" suara parau itu membuyarkan lamunanku. Ternyata supir taxi itu mengikutiku. Ataukah dia datang karna teriakanku, ah bodohnya aku.
Supir taxi itu mendekat kearahku.
Aku mulai berlari lagi, tapi kakiku menyandung batu besar, dengan seketika aku jatuh tersungkur. Tumit tangan kananku menghantam batu cukup keras. Dan pergelangan kakiku terkilir. Sakit sekali. Sulit untuk digerakan.
"Udah Neng diem aja yang manis ya.." kata supir taxi itu sambil mendekat kearahku.
Aku hanya diam. Ingin teriakpun tenggorokanku seperti ditusuk duri. Aku takut, takut. Air mataku terus menetes aku menangis dengan keras.
Tiba-tiba dari arah belakang ada yang melempar batu krikil kekepalaku. Dengan cepat ku menoleh.
"Terlalu kau Eka" ternyata Peri talisman karat. Matanya terlihat masih mengantuk. Dia berjalan kearahku dengan sedikit sempoyongan.
"Peri.." kataku dengan isak tangis.
"Peri..? Peri siapa adik manis, disini cuma ada aku dan kamu" jawab supir taxi tersebut.
Selain aku dan kakakku gak ada yang bisa melihat wujud peri.
Peri menatap supir taxi itu dengan cukup tajam. Lalu ia
petikan jemarinya.
Dengan seketika supir taxi itu terperangah kaget.
"kok tiba-tiba muncul.. jangan jangan.. han.. han.. hantuuu" teriak supir taxi itu seraya berlari pergi.
"WAIT !" teriak si Peri.
"Jangan bunuh saya.. tolong jangan bunuh saya" supir taxi tersebut bersimpuh sambil memohon.
Si peri mendekati supir taxi tersebut. Lalu bertanya
"Suka bintang..?."
"Suka.. suka sekali" jawab supir itu sambil menangis.
tiba-tiba si Peri mengeluarkan pukulan bola kasti sebesar pohon.
"Siaaaappp..!!" teriak si Peri
"jangan..jangan.." kata supir taxi itu.
"HIYAA..!!!!"
Lalu memukulkannya kearah supir tersebut sekeras-kerasnya kearah langit hingga terlihat seperti bintang gemerlap.
Aku hanya diam sambil terus menangis.
"Udah jangan nangis" tegas Peri.
"Maaf, maafin Eka peri" kataku penuh isak tangis.
"Ayo pulang" kata Peri sambil berjalan didepanku.
"Kakiku terkilir sakit, sulit untuk digerakan" kataku sambil menatapnya.
Peri menoleh ke arahku.
"Genggam jariku" katanya.
ku genggam jemarinya dengan kedua tanganku. Tiba-tiba aku tersentak. Kulihat sayap dikedua punggungnya. Indah, sayap kupu-kupu tujuh warna.
Dapat ku rasa diriku mulai melayang, mengawan, terbang mengangkasa bersamanya. Bersama semilir angin menari. Nikmati cahaya gemintang, dan pijar rembulan.
"Aku terbang" kataku sambil tertawa.
peri hanya tersenyum menatapku.
"Peri bolehkah aku merinai sebentar...?" tanyaku pelan.
"Lakukanlah" jawab Peri.
Biarkan malam berdawai indah hari ini, dengan denting denting sendu tentang mimpi mimpi dalam jiwa sepi...,
jangan kau nadakan bintang
tak usah kau minta bulan menyanyi
biarkan saja malam berdawai dengan lirik liriknya yang sunyi.
"Senandung yang indah Eka" kata Peri sambil tersenyum.
"Thanks Peri" aku tersipu.
"Peri namamu siapa, selama ini aku hanya memanggilmu dengan sebutan Peri."
Peri menatapku seraya berkata,
"namaku andromeda."
"Indah" kataku.
"Sekarang tidurlah, sesuai catatan nomer: 23 gak boleh tidur diatas jam sembilan"
Andromeda mengarahkan tangannya kewajahku. Dapat ku rasa butiran lembut menerpa wajahku. Seketika aku mengantuk. Hanya dekapnya hangat yang ku rasa. Aku tertidur. Diantara gemintang.
Bersama Andromeda
@elmira
"Selama kakak keluar negri, semua tanggung jawab kakak serahin ke peri talisman karat" kata kakakku sambil membuka bagasi mobilnya. Dan meletakkan kopernya ke dalam bagasi mobil.
"Tapi kak..." kataku lambat.
"Gak ada tapi-tapian kalo kakak bilang gak, ya nggak" jawab kakak tegas menatap tajam diriku.
"Catet" tiba-tiba muncul suara yang tak asing lagi dibelakangku. Peri talisman karat. Dia sudah siap menjadi bodygardku selama satu minggu.
"Peri ingat ya, semua pesan dan catatan yang aku kasih ke kamu" kata kakakku menegaskan.
"Siiiiiip El, asal jangan lupa juga pesananku, minyak wangi Chanel and baju renang model paling baruuu, buat nanti liburan ke Hawai" jawab si peri dengan beribu gaya.
"Ok, nah Eka kakak pergi dulu ya, jaga diri baik-baik, jangan telat makan dan gak boleh keluar" ucap kakakku sambil mengecup keningku, seraya masuk ke dalam mobil.
"Iya kakak, hati-hati ya" kataku sambil menyimpul senyum, menatapnya sendu.
Mobil Honda jazz itupun keluar dari bagasi rumah kami, meninggalkan komplex perumahan kami. Dan mulai tak terlihat.
hufh.. gumamku. Namaku Eka lengkapnya Eka larasati, itu tadi kakakku Elmira. Semenjak orang tua kami tiada kakaklah yang membesarkanku. Dan dalam seminggu ini aku akan berada didalam pengawasan Perinya.
"WOI..!" teriakan keras tepat ditelinga kananku membuyarkan lamunanku sekaligus mengagetkanku.
"a..pa" dengan nada sedikit kaget aku menjawab.
"Jam 12:10 catatan nomer: 3 waktunya makan siang" peri menunjukan catatan sepanjang 2 meter ke arahku.
"Iya" jawabku lemas, sepanjang itukah pesan dan catatan kakakku. Ya Tuhan.
***************
Waktu menunjukan pukul 16:10 wib, btnya minta ampun.
"Nonton dvd ah.."
belum sempat kuarahkan kakiku ke ruang tv, dering telfon berbunyi, seketika aku berlari kecil kearah telfon yang sedang berdering. Bergema didalam rumahku.
"Hallo"
"Eka" suara diujung sana bertanya.
"Iya, Ibnu ada apa..?" suara yang sudah tak asing untukku.
"Gimana mau ikut gak..?" tanya Ibnu.
"Aduh, gak tau ya, kayaknya gak bisa" jawabku.
"Wah, kenapa" tanya Ibnu.
"Aku harus jaga rumah"
"Yah rumah ngapain dijagain gak bakal kabuuur..."
"Tuk..tuk..tuk.." tiba-tiba ku dengar suara ketukan jari di meja telpon. Ternyata si peri sudah berada tepat disampingku. Terlihat tinggi. Memang dia tinggi mungkin tingginya sekitar 175 cm.
"Catatan nomer: 55 gak boleh nerima telfon dari laki-laki lebih dari 10menit" kata si Peri sambil menunjukan catatan yang super panjang itu.
"Hallo Eka.. Eka kamu masih denger gak sih..!" tanya Ibnu yang sedikit gusar.
"Eh.. iya maaf, gak kayanya aku gak bisa nu, sorry udah dulu ya" seketika telfon ku tutup.
Langsung aku berlari pergi kekamar kakakku tanpa menoleh kepada si Peri. Muak aku dibuatnya.
"Menyebalkan..!" gerutuku sambil merebahkan diri ketempat tidur. Apa yang harus ku lakukan agar aku bisa menghadiri kupdar anak-anak poet at facebook. Aku ingin pergi kesana. Benar-benar gak ada ide supaya bisa keluar dari rumah.
Hufh.. kutarik laci tolet kakakku, dia biasa meletakan mp3 disini. Seketika..
"apa ini..?" botol putih bertuliskan GLUTETIMID tergeletak di dalam laci tolet kakakku. GLUTETIMID HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Lalu kulihat tulisan tangan kakakku, obat tidur penghilang rasa cemas.
"Oh.. mungkin ini punya pasiennya, kakakkukan dokter" gumamku dalam hati.
Entah mengapa tiba-tiba terbesit ide gila dalam otakku.
***************
Suara televisi terdengar nyaring.
Kabar seputar selebritis. Ternyata Peri talisman karat sedang menyaksikan gosip artis terkini.
"Wah..wah..wah dasar manusia kerjaannya nikah cerai terus" gumam si Peri dengan mimik wajah serius menyaksikan acara tersebut.
"Peri..." panggilku dengan lembut.
"WHAT" jawab si Peri sambil melirik kearahku.
"Kalo bilang mau keluar jawabanya gak boleh..! seperti yang tercantum pada catatan nomer: 46" katanya sambil menghakimi masih dengan lirikannya.
"bukan Peri ini Eka buatin teh buat Peri."
"teh..?" si Peri menaikan alis mata kanannya.
"iya" jawabku sambil tersenyum."
"I LIKE IT..!"
Dengan satu kali petikan jemari Peri merubah suasana diruang televisi menjadi seperti era Tokugawa. Aku hanya bisa tecengang dibuatnya.
"Ehm.."
Oh ternyata si Peri sudah duduk manis mengenakan kimono ala Geisha.
"Apakah aku terlihat cantik..?" tanya si Peri sambil mengedip-ngedipkan mata.
"iya cantik hehehe.." jawabku serba salah. Sebenernya sih aneh bedaknya terlalu menor.
"Langit dan bumipun tau kalo diriku ini Peri paling tercantik hahaha..."
Wekz narziznya ni peri gumamku.
"Kemarikan tehnya."
Kuberikan teh itu kepada si Peri dia meminumnya dengan perlahan. Sama seperti wanita-wanita jepang saat menikmati teh hijau dibawah pohon sakura.
"Hangat, enak, tapi kok pait ya..!" tanyanya padaku sambil menaikan alis mata kanannya.
"Pait gak mungkin ah" sergapku.
"Iya rasanya rada aneh"
Sebenarnya aku mulai takut ketahuan. Soalnya teh itu sudah ku campur dengan Glutetimid sebanyak 15 capsul.
"Aduh.. mataku kunang-kunang" kata si Peri.
Si Peri berdiri berjalan dengan sempoyongan.
"Wow kok pada miring semuanya ya..? Eka kepalamu ada tiga" katanya sambil berjalan sempoyongan.
"Am flying, am flying"
dengan seketika
"GUBRAK BRAK."
Si Peri terjatuh, agaknya tertidur, kudekati tubuhnya
"Peri bangun, bangun" kataku sambil menggoncangkan tubuhnya. Tapi yang ku dengar hanya suara dengkuran.
"Yes, yes, yes, berhasil" teriaku sambil loncat kegirangan.
Aku langsung menuju kamarku untuk bersiap-siap pergi.
***************
Waktu sudah menunjukan pukul 19:35. Aku sudah berada diluar komplex luar perumahan. Hampir sepuluh menit belum ada taxi yang melintas.
Akhirnya hampir sekitar dua puluh menit penantianku gak sia-sia ada juga taxi yang melintas didepan komplex rumahku.
"Pak ke jln. Kenari ya" kataku pada supir taxi yang baru saja ku berhentikan.
"Iya Neng" jawab supir tersebut.
Kunaiki taxi itu dikursi belakang. Dari rumahku ketempat Ibnu butuh waktu kira-kira dua puluh menitan.
Ini pengalaman pertamaku keluar malam sendiri, biasanya kakak selalu mengantarku.
Ada sih rasa takut sedikit, mendingan kuselingi dengan maen facebook pikirku.
"Neng kita potong jalan aja ya biar cepat" tiba-tiba pak supir bertanya padaku.
"Iya pak yang penting sampai dengan selamat"
Pak supir mulai melewati jalan yang arahnya tak ku kenal. Mungkin ini jalan pintas pikirku.
Entah mengapa tiba-tiba perasaanku gak enak, aku benar-benar tak mengenali jalan yang dilalui supir ini. Kok seperti perkampungan.
"Pak ini lewat mana ya..?"
"Tenang Neng bentar lagi juga sampai" jawab supir taxi itu enteng.
"Kok jalan pintas malah lama sih pak !."
Si supir diam saja. Perasaanku menjadi gak karuan, jantungku berdetak kencang, dan mulai berfikir yang tidak tidak-tidak.
"Udah pak saya berhenti di sini saja !" kataku dengan tegas.
Supir itu tidak menghiraukan perintahku. Malah melaju semakin kencang.
Aku benar-benar takut. Aku harus nekat pikirku. Kupukul kepalanya dengan handphone yang sedang ku genggam sekeras-kerasnya dan bertubi-tubi.
Mobil direm mendadak. Dengan cepat aku keluar dari taxi.
Tempat apa ini, terlihat seperti makam. Memang terlihat banyak kuburan disekitar.
Aku berlari dan terus berlari.
Tanpa menoleh kebelakang, nafasku mulai seduh sedan, lelah mulai ku rasa.
Aku sudah mulai tak kuat untuk berlari. Kuhentikan langkah kakiku, sepi sunyi. Aku sendiri disini bersama para makam. Betapa takutnya aku.
"Aku dimana..?" tanyaku pelan pada diriku sendiri. Ingin rasanya menangis sekeras-kerasnya.
"TOLOONG..." teriaku keras berharap ada yang mendengar.
Andai aku gak pernah keluar rumah.
Andai aku nurut ama kakak.
Andai aku gak pernah mencampur teh Peri dengan obat tidur. Sekarang aku hanya bisa menangis.
"DI SINI RUPANYA..!" suara parau itu membuyarkan lamunanku. Ternyata supir taxi itu mengikutiku. Ataukah dia datang karna teriakanku, ah bodohnya aku.
Supir taxi itu mendekat kearahku.
Aku mulai berlari lagi, tapi kakiku menyandung batu besar, dengan seketika aku jatuh tersungkur. Tumit tangan kananku menghantam batu cukup keras. Dan pergelangan kakiku terkilir. Sakit sekali. Sulit untuk digerakan.
"Udah Neng diem aja yang manis ya.." kata supir taxi itu sambil mendekat kearahku.
Aku hanya diam. Ingin teriakpun tenggorokanku seperti ditusuk duri. Aku takut, takut. Air mataku terus menetes aku menangis dengan keras.
Tiba-tiba dari arah belakang ada yang melempar batu krikil kekepalaku. Dengan cepat ku menoleh.
"Terlalu kau Eka" ternyata Peri talisman karat. Matanya terlihat masih mengantuk. Dia berjalan kearahku dengan sedikit sempoyongan.
"Peri.." kataku dengan isak tangis.
"Peri..? Peri siapa adik manis, disini cuma ada aku dan kamu" jawab supir taxi tersebut.
Selain aku dan kakakku gak ada yang bisa melihat wujud peri.
Peri menatap supir taxi itu dengan cukup tajam. Lalu ia
petikan jemarinya.
Dengan seketika supir taxi itu terperangah kaget.
"kok tiba-tiba muncul.. jangan jangan.. han.. han.. hantuuu" teriak supir taxi itu seraya berlari pergi.
"WAIT !" teriak si Peri.
"Jangan bunuh saya.. tolong jangan bunuh saya" supir taxi tersebut bersimpuh sambil memohon.
Si peri mendekati supir taxi tersebut. Lalu bertanya
"Suka bintang..?."
"Suka.. suka sekali" jawab supir itu sambil menangis.
tiba-tiba si Peri mengeluarkan pukulan bola kasti sebesar pohon.
"Siaaaappp..!!" teriak si Peri
"jangan..jangan.." kata supir taxi itu.
"HIYAA..!!!!"
Lalu memukulkannya kearah supir tersebut sekeras-kerasnya kearah langit hingga terlihat seperti bintang gemerlap.
Aku hanya diam sambil terus menangis.
"Udah jangan nangis" tegas Peri.
"Maaf, maafin Eka peri" kataku penuh isak tangis.
"Ayo pulang" kata Peri sambil berjalan didepanku.
"Kakiku terkilir sakit, sulit untuk digerakan" kataku sambil menatapnya.
Peri menoleh ke arahku.
"Genggam jariku" katanya.
ku genggam jemarinya dengan kedua tanganku. Tiba-tiba aku tersentak. Kulihat sayap dikedua punggungnya. Indah, sayap kupu-kupu tujuh warna.
Dapat ku rasa diriku mulai melayang, mengawan, terbang mengangkasa bersamanya. Bersama semilir angin menari. Nikmati cahaya gemintang, dan pijar rembulan.
"Aku terbang" kataku sambil tertawa.
peri hanya tersenyum menatapku.
"Peri bolehkah aku merinai sebentar...?" tanyaku pelan.
"Lakukanlah" jawab Peri.
Biarkan malam berdawai indah hari ini, dengan denting denting sendu tentang mimpi mimpi dalam jiwa sepi...,
jangan kau nadakan bintang
tak usah kau minta bulan menyanyi
biarkan saja malam berdawai dengan lirik liriknya yang sunyi.
"Senandung yang indah Eka" kata Peri sambil tersenyum.
"Thanks Peri" aku tersipu.
"Peri namamu siapa, selama ini aku hanya memanggilmu dengan sebutan Peri."
Peri menatapku seraya berkata,
"namaku andromeda."
"Indah" kataku.
"Sekarang tidurlah, sesuai catatan nomer: 23 gak boleh tidur diatas jam sembilan"
Andromeda mengarahkan tangannya kewajahku. Dapat ku rasa butiran lembut menerpa wajahku. Seketika aku mengantuk. Hanya dekapnya hangat yang ku rasa. Aku tertidur. Diantara gemintang.
Bersama Andromeda
@elmira
Senandung Syair Pujian
termenung difajar pagi merangkai embun butir demi butir
senandungkan syair pujian untukMu
pada diriMu yang selalu melindungi
apalah adanya diriku tanpaMu
Engkau yang Maha Pengasih
Engkau yang Maha Pengampun
difajar ini ku bersimpuh padaMu
termenung difajar pagi merangkai embun butir demi butir
menatap bingkai usang
adalah benar yang kita cinta akan pergi dan yang kita sayang akan sirna
tapi tidak dengan diriMu wahai Rabbku
tegarkan hatiku wahai Engkau pemilik 99 nama Maha Indah
termenung difajar pagi merangkai embun butir demi butir
hidup akan terus berjalan tak kenal belas kasih
padaMu kupasrahkan seluruh jiwa dan raga
dan hanya padaMu diriku bergantung
termenung difajar pagi merangkai embun butir demi butir
ribuan syair-syair bila dikumpulkan takkan pernah mengalahkan indanya KitabMu.
Andai ancala melebur
lautan membeku
bumi hancur
hanya diriMu satu yang abadi Zat yang Maha kuat
Engkaulah pemilik semua wahai Rabbku
Engkaulah pemilik langit dan bumi
Engkaulah cinta sejati yang ada dihati para hamba-hambamu
diriku mencintaimu wahai Rabbku
Engkau nafas dalam hidupku
ohh.. aku cinta Kau, aku cinta Kau.
@elmira
senandungkan syair pujian untukMu
pada diriMu yang selalu melindungi
apalah adanya diriku tanpaMu
Engkau yang Maha Pengasih
Engkau yang Maha Pengampun
difajar ini ku bersimpuh padaMu
termenung difajar pagi merangkai embun butir demi butir
menatap bingkai usang
adalah benar yang kita cinta akan pergi dan yang kita sayang akan sirna
tapi tidak dengan diriMu wahai Rabbku
tegarkan hatiku wahai Engkau pemilik 99 nama Maha Indah
termenung difajar pagi merangkai embun butir demi butir
hidup akan terus berjalan tak kenal belas kasih
padaMu kupasrahkan seluruh jiwa dan raga
dan hanya padaMu diriku bergantung
termenung difajar pagi merangkai embun butir demi butir
ribuan syair-syair bila dikumpulkan takkan pernah mengalahkan indanya KitabMu.
Andai ancala melebur
lautan membeku
bumi hancur
hanya diriMu satu yang abadi Zat yang Maha kuat
Engkaulah pemilik semua wahai Rabbku
Engkaulah pemilik langit dan bumi
Engkaulah cinta sejati yang ada dihati para hamba-hambamu
diriku mencintaimu wahai Rabbku
Engkau nafas dalam hidupku
ohh.. aku cinta Kau, aku cinta Kau.
@elmira
Tuhan dan Diriku
Pada Tuhan ku bertanya,
Di mana letak wajahmu pun bayangmu
Wahai Tuhan pemilik hati
aku yang selalu setia bersamamu tertegun hening
Terus menatap takdir
Terkadang rembulan simpai sempurna datang menemani
Pun rasi zohra setia menghibur
Ini aku tak abadi sepertimu, adanya aku takdir mati
Bila saatnya nanti putus nyawa entah kau akan mengenang
Wahai Tuhan
Saat aku sendiri sepi
Ku dapati engkau tetap memeluk hambamu
Apa dirimu abadi, entah...
Tuhan itu sunyi Tuhan itu diam
Tuhan hanya dirimu yang tahu
patah - patah sayap milikku
Aku yang selalu,
Berharap esok kembali
Bersama darah suci dan
Sayap utuh tanpa cacat
Tapi apa mungkin.......
Ah.. Tuhan
Bila ku genggam dirimu
Akankah kau ada pada genggamku
Tuhan, saat ku tungu Dirimu
Pada peringgitan sunyi
Agar kita menari bersama.
Kau kecewakan aku
Tuhan ini malam saksi di hidupku
Bila saatnya nanti akan datang
Dan semua menghilang
Saat aku sudah tak mampu bersujud
Di mana rusukku telah menghimpun
Raga ini mati
Harapan sirna
Ada satu yang tetap jadi milikku
Jiwaku
Sungguh jiwaku hanya milikku
Sejak lama ia bersamaku
Hanya padaMu ku bertanya
Wahai pemilik takdirku
Meski tak pernah terjawab
Ku takkan pernah lelah bertanya
Hingga Dirimu membenciku
Dan palingkan wajah padaku
Tuhan ajari aku cara bersabar....
...................
@elmira
Di mana letak wajahmu pun bayangmu
Wahai Tuhan pemilik hati
aku yang selalu setia bersamamu tertegun hening
Terus menatap takdir
Terkadang rembulan simpai sempurna datang menemani
Pun rasi zohra setia menghibur
Ini aku tak abadi sepertimu, adanya aku takdir mati
Bila saatnya nanti putus nyawa entah kau akan mengenang
Wahai Tuhan
Saat aku sendiri sepi
Ku dapati engkau tetap memeluk hambamu
Apa dirimu abadi, entah...
Tuhan itu sunyi Tuhan itu diam
Tuhan hanya dirimu yang tahu
patah - patah sayap milikku
Aku yang selalu,
Berharap esok kembali
Bersama darah suci dan
Sayap utuh tanpa cacat
Tapi apa mungkin.......
Ah.. Tuhan
Bila ku genggam dirimu
Akankah kau ada pada genggamku
Tuhan, saat ku tungu Dirimu
Pada peringgitan sunyi
Agar kita menari bersama.
Kau kecewakan aku
Tuhan ini malam saksi di hidupku
Bila saatnya nanti akan datang
Dan semua menghilang
Saat aku sudah tak mampu bersujud
Di mana rusukku telah menghimpun
Raga ini mati
Harapan sirna
Ada satu yang tetap jadi milikku
Jiwaku
Sungguh jiwaku hanya milikku
Sejak lama ia bersamaku
Hanya padaMu ku bertanya
Wahai pemilik takdirku
Meski tak pernah terjawab
Ku takkan pernah lelah bertanya
Hingga Dirimu membenciku
Dan palingkan wajah padaku
Tuhan ajari aku cara bersabar....
...................
Suaraku
menangis disudut pilar
menyendu desah laun artikan kata tanpa makna, telanjangi hati ini
ditemani malam
pijar gimintang
lalu rembulan wajah pucat
ah.. aku menyendu sepi sendiri.
@elmira
menyendu desah laun artikan kata tanpa makna, telanjangi hati ini
ditemani malam
pijar gimintang
lalu rembulan wajah pucat
ah.. aku menyendu sepi sendiri.
@elmira
Peri Gazebo (Cerpen prosa)
Hufh.. siang ini matahari bersinar terang panas dapat diriku rasa. Emang lagi demam sih, terkapar manis ditempat tidur.
Pusing kepala ditambah ada masalah perfeck deh pokoknya. Gerutuku dalam hati.
"Lanjutin tidur ah" kataku pada diriku sendiri. Mulai diriku pejamkan mata,
nikmati bantal yang empuk ini. Lalu diriku menghitung agar nyenyak tertidur...,
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tu..juh
dela...pan
sembi....
................ ......
"AM SINGLE AN VERY HAPPY" tiba-tiba terdengar suara nyaring ala Oppie Andresta dijendela kamarku. Sontak diriku terbangun.
"Oh my God" ternya si peri talisman karat.
"Hello sista how are you"
peri talisman karat bertanya padaku tanpa dosa. Mulai memasuki kamarku lalu terduduk manis diudara tanpa menapak. Maklum namanya juga peri.
"Gak usah nanya udah tau kali kitakan satu jiwa" jawabku sejudes mungkin. Harusnya dia sadar aku ini mau tidur. Menyebalkan (gerutu, ngedumel, jadi satu).
"Oh iya ya, what wrong whit you sista" lagi-lagi bertanya, pake gaya ala oprah lagi.
"Biasa pake logat betawi aja sok ngomong bule you peri" jawabku sedikit jengkel. Aku tau dirinya cuma iseng, usil, lebay, pengen tau urusan orang, sok ngatur, semua jadi satu deh kaya gado-gado.
"Gak boleh gitu dong sist, aku datangkan buat menghibur" katanya sambil mengeluarkan kaca mata hitam dari kantung putih miliknya.
"Wew, sejak kapan ada peri pake kaca mata" tanyaku heran. Ni peri banyak gaya amat ya, bikin kepala tambah pusing.
"Baru beli tadi pagi sis, dibulan store ada diskon 95% jadi langsung beli deh, mumpung baru dapet gaji dari nenek amarahriah" jawabnya sambil berkaca. Mencoba kaca mata barunya.
"Siapa tuh nenek amarahriah..?" tanyaku heran.
"Dia bidadari yang ngatur keuangan didunia peri nama aslinya ahriah, cuma ku tambahin amar jadi amarahriah artinya orang yang selalu marah-marah gak kenal ceria hahahaha" jawabnya dengan tertawa. Sambil sesekali mengibas rambutnya.
Siperi talisman karat salah minum obat kali ya jadi aneh gini,
gak biasanya dia o'on gini pembawaannya sehari-hari terkadang berwibawa,
dia sahabatku yang hidup dalam jiwa manisku.
"uy" panggilan siperi membuyarkan lamunanku. Wajahnya mendekati wajahku, terlihat jelas guratan indah diwajahnya. Tanpa jerawat ataupun bekas jerawat. Wajahnya putih mulus seperti rembulan saat simpai sempurna. Matanya yang biru indah.
"Gak usah pusing karna urusan cinta lha, hari gini hidup bawa seneng aja" katanya sambil menaikan alis kanannya.
"Iya iya hufh" aku benar-benar pusing. Mataku mulai berkaca-kaca agaknya aku akan menangis. Peri menatapku sendu, mungkin dirinya sudah mulai kembali kewatak aslinya.
Tiba-tiba jemari telunjuknya mengusap air mataku lalu dirinya tersenyum.
Lalu berkata, "mau bermain tangkap peri-peri kecil...?" tanyanya,
"menyenangkan gak" tanyaku sambil tersenyum.
"Menyenangkan sekali" jawabnya sambil berdiri berjalan mundur dari tempat tidurku. Melepas kacamatanya lalu mengabit jemarinya keatas dinding kamarku.
"Siap ya" katanya sambil menggerakan jemarinya.
aku ingin menyaksikan keajaiban peri...,
"demi ancala selatan diriku sabit langkias sunyi...
mantranya mulai dibaca, bisa diriku rasakan angin bersemilir dikamarku. Mengibas rambutku menari diwajahku...,
angin yang menghangatkan. Inikah perasaan sayangmu peri...?
kataku dalam hati sambil tersenyum.
"TETOT..TOTET..TETOT..TOTE T"
"Apaan tuh..?" tanyaku heran.
"Oh my God" katanya sambil terkaget. Dia keluarkan sesuatu dari kantung putihnya sebentuk dengan jam sebesar bola basket.
"Ada apaan..?" tanyaku masih heran.
"Waktunya kembali bekerja" jawabnya sambil memakai kembali kaca mata hitamnya.
"Gubrak katanya kesini mau menghibur" tanyaku dengan nada sedikit tinggi.
"menghibur tuh cuma basa basi, orang aku kesini niatnya mau mamerin kaca mata baru" jawabnya enteng, sambil melayang terbang keluar jendela kamarku.
"Tha tha elmira, makanya singel aja kaya aku jadi happy terus haha".
wah gazebo ni peri gerutuku dalam hati.
Dengan cepat ku ambil boneka teddy yang berada tepat disampingku,
kulangkahi arah kakiku kejendela kamarku.
Lalu kulempar boneka teddy kearah peri talisman karat yg sedang melayang-layang terbang rendah dipekarangan rumah...,
dan
"BUUGH...GUBRAK" tepat mengenai sasaran lalu siperi terjatuh.
"Hahaha.. sukurin" teriaku kepadanya didepan jendela kamarku. Cepat-cepat ku tutup jendela kamarku, lalu tiraipun kututup.
Hufh menggagu saja menyebalkan gerutuku,
kembali diriku ketempat tidur.
Nikmati bantal empuk yang akan membawaku kenegeri kapuk.
Mulai menghitung kembali...,
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tu...j.u.h
del..apan
semb..ilan...
sepu....
"OOPS.. I DID IT AGAIN" tiba-tiba terdengar lagi suara siperi ala britney, keluar dari lemari bajuku.
"mau apa lagiiiiiiiiiiiiii" teriakku. Aku lupa diakan peri bisa datang dari mana aja.
"aku lupa inikan hari minggu libur, ayu main hahaha" katanya sambil tertawa.
GUBRAK, "aku mau tidur" hikz....
@elmira
Pusing kepala ditambah ada masalah perfeck deh pokoknya. Gerutuku dalam hati.
"Lanjutin tidur ah" kataku pada diriku sendiri. Mulai diriku pejamkan mata,
nikmati bantal yang empuk ini. Lalu diriku menghitung agar nyenyak tertidur...,
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tu..juh
dela...pan
sembi....
................ ......
"AM SINGLE AN VERY HAPPY" tiba-tiba terdengar suara nyaring ala Oppie Andresta dijendela kamarku. Sontak diriku terbangun.
"Oh my God" ternya si peri talisman karat.
"Hello sista how are you"
peri talisman karat bertanya padaku tanpa dosa. Mulai memasuki kamarku lalu terduduk manis diudara tanpa menapak. Maklum namanya juga peri.
"Gak usah nanya udah tau kali kitakan satu jiwa" jawabku sejudes mungkin. Harusnya dia sadar aku ini mau tidur. Menyebalkan (gerutu, ngedumel, jadi satu).
"Oh iya ya, what wrong whit you sista" lagi-lagi bertanya, pake gaya ala oprah lagi.
"Biasa pake logat betawi aja sok ngomong bule you peri" jawabku sedikit jengkel. Aku tau dirinya cuma iseng, usil, lebay, pengen tau urusan orang, sok ngatur, semua jadi satu deh kaya gado-gado.
"Gak boleh gitu dong sist, aku datangkan buat menghibur" katanya sambil mengeluarkan kaca mata hitam dari kantung putih miliknya.
"Wew, sejak kapan ada peri pake kaca mata" tanyaku heran. Ni peri banyak gaya amat ya, bikin kepala tambah pusing.
"Baru beli tadi pagi sis, dibulan store ada diskon 95% jadi langsung beli deh, mumpung baru dapet gaji dari nenek amarahriah" jawabnya sambil berkaca. Mencoba kaca mata barunya.
"Siapa tuh nenek amarahriah..?" tanyaku heran.
"Dia bidadari yang ngatur keuangan didunia peri nama aslinya ahriah, cuma ku tambahin amar jadi amarahriah artinya orang yang selalu marah-marah gak kenal ceria hahahaha" jawabnya dengan tertawa. Sambil sesekali mengibas rambutnya.
Siperi talisman karat salah minum obat kali ya jadi aneh gini,
gak biasanya dia o'on gini pembawaannya sehari-hari terkadang berwibawa,
dia sahabatku yang hidup dalam jiwa manisku.
"uy" panggilan siperi membuyarkan lamunanku. Wajahnya mendekati wajahku, terlihat jelas guratan indah diwajahnya. Tanpa jerawat ataupun bekas jerawat. Wajahnya putih mulus seperti rembulan saat simpai sempurna. Matanya yang biru indah.
"Gak usah pusing karna urusan cinta lha, hari gini hidup bawa seneng aja" katanya sambil menaikan alis kanannya.
"Iya iya hufh" aku benar-benar pusing. Mataku mulai berkaca-kaca agaknya aku akan menangis. Peri menatapku sendu, mungkin dirinya sudah mulai kembali kewatak aslinya.
Tiba-tiba jemari telunjuknya mengusap air mataku lalu dirinya tersenyum.
Lalu berkata, "mau bermain tangkap peri-peri kecil...?" tanyanya,
"menyenangkan gak" tanyaku sambil tersenyum.
"Menyenangkan sekali" jawabnya sambil berdiri berjalan mundur dari tempat tidurku. Melepas kacamatanya lalu mengabit jemarinya keatas dinding kamarku.
"Siap ya" katanya sambil menggerakan jemarinya.
aku ingin menyaksikan keajaiban peri...,
"demi ancala selatan diriku sabit langkias sunyi...
mantranya mulai dibaca, bisa diriku rasakan angin bersemilir dikamarku. Mengibas rambutku menari diwajahku...,
angin yang menghangatkan. Inikah perasaan sayangmu peri...?
kataku dalam hati sambil tersenyum.
"TETOT..TOTET..TETOT..TOTE
"Apaan tuh..?" tanyaku heran.
"Oh my God" katanya sambil terkaget. Dia keluarkan sesuatu dari kantung putihnya sebentuk dengan jam sebesar bola basket.
"Ada apaan..?" tanyaku masih heran.
"Waktunya kembali bekerja" jawabnya sambil memakai kembali kaca mata hitamnya.
"Gubrak katanya kesini mau menghibur" tanyaku dengan nada sedikit tinggi.
"menghibur tuh cuma basa basi, orang aku kesini niatnya mau mamerin kaca mata baru" jawabnya enteng, sambil melayang terbang keluar jendela kamarku.
"Tha tha elmira, makanya singel aja kaya aku jadi happy terus haha".
wah gazebo ni peri gerutuku dalam hati.
Dengan cepat ku ambil boneka teddy yang berada tepat disampingku,
kulangkahi arah kakiku kejendela kamarku.
Lalu kulempar boneka teddy kearah peri talisman karat yg sedang melayang-layang terbang rendah dipekarangan rumah...,
dan
"BUUGH...GUBRAK" tepat mengenai sasaran lalu siperi terjatuh.
"Hahaha.. sukurin" teriaku kepadanya didepan jendela kamarku. Cepat-cepat ku tutup jendela kamarku, lalu tiraipun kututup.
Hufh menggagu saja menyebalkan gerutuku,
kembali diriku ketempat tidur.
Nikmati bantal empuk yang akan membawaku kenegeri kapuk.
Mulai menghitung kembali...,
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tu...j.u.h
del..apan
semb..ilan...
sepu....
"OOPS.. I DID IT AGAIN" tiba-tiba terdengar lagi suara siperi ala britney, keluar dari lemari bajuku.
"mau apa lagiiiiiiiiiiiiii" teriakku. Aku lupa diakan peri bisa datang dari mana aja.
"aku lupa inikan hari minggu libur, ayu main hahaha" katanya sambil tertawa.
GUBRAK, "aku mau tidur" hikz....
@elmira
Mencapai Nadir...?
dari sudut jendela kamar dapat diriku lihat bulan simpai sempurna
warna pucat hiasi langit malam ini...,
gemintang pijar setengah
ranting tak berdaun
pagipun tak ada kicau murai
uir-uir enggan bersua
angin dingin hembus pasih
apa mereka sedang menggapai nadir..?
manusia berdadai tak pasti
karubin tertegun hening
tapi tak diriku dengar sangkakala, apa masih tertahan diantara bibir Israfil...?
entahlah...,
mungkin Tuhan masih ingin bermain dengan karyanya.
@elmira
warna pucat hiasi langit malam ini...,
gemintang pijar setengah
ranting tak berdaun
pagipun tak ada kicau murai
uir-uir enggan bersua
angin dingin hembus pasih
apa mereka sedang menggapai nadir..?
manusia berdadai tak pasti
karubin tertegun hening
tapi tak diriku dengar sangkakala, apa masih tertahan diantara bibir Israfil...?
entahlah...,
mungkin Tuhan masih ingin bermain dengan karyanya.
@elmira
Piano Menangis (Mimpi)
sabit mimpi pada sadur selaka
perih...,
getaran memperdengarkan detingan nada diri
piano sedang menangis
mendengar mimpi signorina...,
piano dirimu jagabelaku
jua
bagai danghyang untukku
harap...,
ini bukan shiyal tapi perasaan sepaham
pada dentingan dan tangis yang menyelaras
hiasi deburan tiap-tiap mimpi
ditemani cahaya rembulan malam
hangatkan pemilik tubuh, sinari perak badan piano
berdenting
berdampingan
bagai dongeng
seindah duyung
lalu bersenandung
senandung milik signorina air mata;
"dirikukan terus berharap, meski hanya mimpi"
hanya mimpi.
@elmira
perih...,
getaran memperdengarkan detingan nada diri
piano sedang menangis
mendengar mimpi signorina...,
piano dirimu jagabelaku
jua
bagai danghyang untukku
harap...,
ini bukan shiyal tapi perasaan sepaham
pada dentingan dan tangis yang menyelaras
hiasi deburan tiap-tiap mimpi
ditemani cahaya rembulan malam
hangatkan pemilik tubuh, sinari perak badan piano
berdenting
berdampingan
bagai dongeng
seindah duyung
lalu bersenandung
senandung milik signorina air mata;
"dirikukan terus berharap, meski hanya mimpi"
hanya mimpi.
@elmira
Sarsar ?
merangkai diriku tiap jejak tapak
agar menjadi pasti,
menyergap, sesak hati
mengapa tak dirimpung saja diri ini, sekalian kau ripuk hati ini
biar tak ada lagi risak pada diriku
iya pada diri ini...,
tapi bukan cintaku
biar diriku abadikan cinta ini pada seleguri.
Ingin aku menempik padamu agar bertempiaran..!!
ah... sudahlah sudah
biar terus diriku rajut harap ini, meski penuh dengan tangis getih...,
hingga merenyap adanya diriku.
@elmira
agar menjadi pasti,
menyergap, sesak hati
mengapa tak dirimpung saja diri ini, sekalian kau ripuk hati ini
biar tak ada lagi risak pada diriku
iya pada diri ini...,
tapi bukan cintaku
biar diriku abadikan cinta ini pada seleguri.
Ingin aku menempik padamu agar bertempiaran..!!
ah... sudahlah sudah
biar terus diriku rajut harap ini, meski penuh dengan tangis getih...,
hingga merenyap adanya diriku.
@elmira
Nur Asa
ini laut teduh tak bertepi
tatapan jiwa pada hati
lempar harap pada langkias lalu seligit sunyi
dan untuknya diriku menyelimpat sendiri
ah.. diriku berselindung hati
menangis lirih
mengawan perhatikan karubin
ditemani tiap kepakan sau-sau pada safa
diri ini enggan menangis tapi air mata merinai sendiri...,
tanpa mendengar titah sang puan,
mereka terus berjatuhan membutir hujami wajah
dan hatiku yang menimang pilu pun semakin menyendu menjerit lirih tersayat perih
tapi lihat...,
kupu-kupu membingbing
membawaku hingga suraloka
hiasi tiap helai rambutku bunga kapas satu-satu... mahkota lembut
hingga dapat diriku lihat indah tariannya pada suralaya
ah.. melupa diriku pada sedih
yang ada hanya denting-dentingan piano pada tiap kidung-kidung dan lentesasi kupu-kupu
lalu semilir yang tertiup pelan sejukan suralaya
oh.. syahdunya
elmira dirimu tak lagi menyabak sedih,
lihat itu kupu-kupu merunuti tiap sisi,
lalu bunga kapas yang menyeriah pada hati mereka syahsiahmu yang terus menabir,
mari mulai lagi
gempit harap pada doa
merinai rayu
bersenandung patut
@elmira
tatapan jiwa pada hati
lempar harap pada langkias lalu seligit sunyi
dan untuknya diriku menyelimpat sendiri
ah.. diriku berselindung hati
menangis lirih
mengawan perhatikan karubin
ditemani tiap kepakan sau-sau pada safa
diri ini enggan menangis tapi air mata merinai sendiri...,
tanpa mendengar titah sang puan,
mereka terus berjatuhan membutir hujami wajah
dan hatiku yang menimang pilu pun semakin menyendu menjerit lirih tersayat perih
tapi lihat...,
kupu-kupu membingbing
membawaku hingga suraloka
hiasi tiap helai rambutku bunga kapas satu-satu... mahkota lembut
hingga dapat diriku lihat indah tariannya pada suralaya
ah.. melupa diriku pada sedih
yang ada hanya denting-dentingan piano pada tiap kidung-kidung dan lentesasi kupu-kupu
lalu semilir yang tertiup pelan sejukan suralaya
oh.. syahdunya
elmira dirimu tak lagi menyabak sedih,
lihat itu kupu-kupu merunuti tiap sisi,
lalu bunga kapas yang menyeriah pada hati mereka syahsiahmu yang terus menabir,
mari mulai lagi
gempit harap pada doa
merinai rayu
bersenandung patut
@elmira
Senjaku Merinai Lagi
senjaku merinai kalbu
diriku terharu
pada bisik-bisik semu
dan lamunan sau-sau
senjaku menuai rima
diriku henti kelana
pada sayap-sayap nirwana
dan senandung waranggana
oh..., senja dimana sahabatmu sang pelangi
yang menenangkan para hati nurani
apa sedang tertidur lupakan hari
ataukah pundung karna tirani
senjaku sewarna la'al
seindah la'la
bagai padma si seroja
dalam pelukan satu virtual
kidung-kidung pada senja berkumandang
lihat..., itu bulan memandang
seperti galuh seumpama gamping
menunggu malam biar berganding
akh.. senjaku lagi-lagi merinai
biarlah biar, agar hati tak rimpuh renyai
ripuh sendiri.
@elmira
diriku terharu
pada bisik-bisik semu
dan lamunan sau-sau
senjaku menuai rima
diriku henti kelana
pada sayap-sayap nirwana
dan senandung waranggana
oh..., senja dimana sahabatmu sang pelangi
yang menenangkan para hati nurani
apa sedang tertidur lupakan hari
ataukah pundung karna tirani
senjaku sewarna la'al
seindah la'la
bagai padma si seroja
dalam pelukan satu virtual
kidung-kidung pada senja berkumandang
lihat..., itu bulan memandang
seperti galuh seumpama gamping
menunggu malam biar berganding
akh.. senjaku lagi-lagi merinai
biarlah biar, agar hati tak rimpuh renyai
ripuh sendiri.
@elmira
Sajak Kosong
unjun padanya mengujuk satu itu kosong
menjadi untun beruntun adalah kosong
sepi itu sunyi, sunyi mengembang menjadi hening lalu kembali pada kosong
unjam setiap unsuri kosong kosong dapati kosong
nata yang dalam geta tetap geronggang kosong
telah harap sabit pada sabitah tapi lihat yang ada kosong
pada kabut safa lihat saf semu...,
akh... itu kosong
adakah pada jiwa itu kosong...?
ripuk hati meruak jiwa telah merisak diri, kembali pada kosong
sajak kosong;
mari kita merincis kosong,
lalu kaitkaitan agar berjuntai pada lazwardi dewa,
hingga tersisih jauh tak dapati lagi kosong.
@elmira
menjadi untun beruntun adalah kosong
sepi itu sunyi, sunyi mengembang menjadi hening lalu kembali pada kosong
unjam setiap unsuri kosong kosong dapati kosong
nata yang dalam geta tetap geronggang kosong
telah harap sabit pada sabitah tapi lihat yang ada kosong
pada kabut safa lihat saf semu...,
akh... itu kosong
adakah pada jiwa itu kosong...?
ripuk hati meruak jiwa telah merisak diri, kembali pada kosong
sajak kosong;
mari kita merincis kosong,
lalu kaitkaitan agar berjuntai pada lazwardi dewa,
hingga tersisih jauh tak dapati lagi kosong.
@elmira
Sajak untuk Sarah 'Lingling' Panjaitan
kala mentari tertutup senja adakah pijarmu meredup kakak...,
janganlah dirimu bersenandung renyai
ataupun renyang sendiri
nikmati rasa embun saat pagi
kala mentari tertutup senja adakah pijarmu meredup kakak...,
akankah dirimu sayu
dengar senyap sarwa sau-sau
hentikan
lihat itu purnama simpai sempurna untuk dirimu
kala mentari tertutup senja adakah pijarmu meredup kakak...,
padamu adakah rasa silengah untuk dirinya
bukankah ribang hatimu mengingatnya
padanya harapmu akan rampung
dan pada janjinya dirimu terikat
sajak untuk sarah;
kala mentari tertutup senja adakah pijarmu meredup kakak...,
redamlah setiap angkaramu
bila malammu gelap maka dirinya lantera untukmu
tepis kasak-kusuk dan tepik sorak
singkir krikil-krikil kecil yang menghalang
dan diriku tau pasti dirinya cinta abadimu
dirinya sandaran hidupmu
teruslah sinari pijar jiwamu, hingga dirinya menjadi sabitah abadi di hatimu.
@elmira
janganlah dirimu bersenandung renyai
ataupun renyang sendiri
nikmati rasa embun saat pagi
kala mentari tertutup senja adakah pijarmu meredup kakak...,
akankah dirimu sayu
dengar senyap sarwa sau-sau
hentikan
lihat itu purnama simpai sempurna untuk dirimu
kala mentari tertutup senja adakah pijarmu meredup kakak...,
padamu adakah rasa silengah untuk dirinya
bukankah ribang hatimu mengingatnya
padanya harapmu akan rampung
dan pada janjinya dirimu terikat
sajak untuk sarah;
kala mentari tertutup senja adakah pijarmu meredup kakak...,
redamlah setiap angkaramu
bila malammu gelap maka dirinya lantera untukmu
tepis kasak-kusuk dan tepik sorak
singkir krikil-krikil kecil yang menghalang
dan diriku tau pasti dirinya cinta abadimu
dirinya sandaran hidupmu
teruslah sinari pijar jiwamu, hingga dirinya menjadi sabitah abadi di hatimu.
@elmira
Sajak untuk Maria Sylvine Greidhadt (Koryo)
maria...,
diri ini merindu
saat jemari mendentingkan nada-nada pada piano
mengingatmu saat bersama
mainkan satu bait satu bait tiap detik
maria...,
dandelion milikmu telah bermekaran
menjadi penengah ditengah taman antara mawar-mawar merah
maria...,
sekarang dirimu berada diantara peri-peri yang mendukut
memakai gaun putih bersayap merpati,
detingkan piano nada-nada kita
memandang sendu pada bumi
senyum rindu untuk semua
gomenassai...,
kata-katamu sebelum menutup mata
maria...,
dirimu sekarang salah satu hunian langit
indakah langit biru itu...?
sajak untuk maria;
tinggalah dalam damai beristirahatlah dengan tenang
sampai saatnya nanti diriku merunuti cahayamu
bertemu diantara dua pintu lalu mulai merajut kisah kembali
bermain lagi
selamat tinggal...,
maria.
@elmira
diri ini merindu
saat jemari mendentingkan nada-nada pada piano
mengingatmu saat bersama
mainkan satu bait satu bait tiap detik
maria...,
dandelion milikmu telah bermekaran
menjadi penengah ditengah taman antara mawar-mawar merah
maria...,
sekarang dirimu berada diantara peri-peri yang mendukut
memakai gaun putih bersayap merpati,
detingkan piano nada-nada kita
memandang sendu pada bumi
senyum rindu untuk semua
gomenassai...,
kata-katamu sebelum menutup mata
maria...,
dirimu sekarang salah satu hunian langit
indakah langit biru itu...?
sajak untuk maria;
tinggalah dalam damai beristirahatlah dengan tenang
sampai saatnya nanti diriku merunuti cahayamu
bertemu diantara dua pintu lalu mulai merajut kisah kembali
bermain lagi
selamat tinggal...,
maria.
Senandung Diamku
gerimis merintik, merintis lirih .......................... ..
malamku diam,
diam mengembang menjadi sunyi
diriku termenung sendiri
berteman tiap serpih bisu
kubuka jendela kamar
basah berembun
dapat diriku hirup bau rasa
semilir angin berhembus pelan-pelan
kibas tiap helai-helai rambut, seakan menari diwajah
hatiku berkaru...,
tatap bulan,
dirinya menyendu
ingin rasa mengepak sayap sentuh permukaannya dengan jemari,
lalu petik bunganya,
tapi sayapku rapuh
lalu akupun diam...,
khayali diri akan nanti
ingin mengenang...,
pada diam
malam ini tak ada kidung, senandung, ataupun kicau
malam ini hanya diam,
lalu dirikupun kembali terdiam...,
ingin rasanya kait-kaiti bayang dirimu, pada setiap manik-manik bintang
biar abadi adanya
tapi diriku hanya mampu diam...,
apakah diamku ini rindu..?
diriku merindu
rinduku terdiam
biar diriku simpan rindu dan cinta ini pada senandung diam,
biarkan diriku terdiam, sampai saatnya nanti menutup mata
diamku tak berdusta,
sumpah dirinya yang kucinta
@elmira
malamku diam,
diam mengembang menjadi sunyi
diriku termenung sendiri
berteman tiap serpih bisu
kubuka jendela kamar
basah berembun
dapat diriku hirup bau rasa
semilir angin berhembus pelan-pelan
kibas tiap helai-helai rambut, seakan menari diwajah
hatiku berkaru...,
tatap bulan,
dirinya menyendu
ingin rasa mengepak sayap sentuh permukaannya dengan jemari,
lalu petik bunganya,
tapi sayapku rapuh
lalu akupun diam...,
khayali diri akan nanti
ingin mengenang...,
pada diam
malam ini tak ada kidung, senandung, ataupun kicau
malam ini hanya diam,
lalu dirikupun kembali terdiam...,
ingin rasanya kait-kaiti bayang dirimu, pada setiap manik-manik bintang
biar abadi adanya
tapi diriku hanya mampu diam...,
apakah diamku ini rindu..?
diriku merindu
rinduku terdiam
biar diriku simpan rindu dan cinta ini pada senandung diam,
biarkan diriku terdiam, sampai saatnya nanti menutup mata
diamku tak berdusta,
sumpah dirinya yang kucinta
@elmira
Mawar Pagi
embun pada pagi
lihatlah...,
tuturnya meratur
adil membagi
pada kuncup hingga mawar bermekar
hilangkan serpih-serpih rindu pada kelopak
mengikis-kikis, satu-satu sampai sirna
hingga mawar melambai lambat-lembut saling sapa
mawarpun tak rambang lagi, embun datangkan lantera
lalu mawar mulai meraksi, bersenandung rapsodi.
@elmira
lihatlah...,
tuturnya meratur
adil membagi
pada kuncup hingga mawar bermekar
hilangkan serpih-serpih rindu pada kelopak
mengikis-kikis, satu-satu sampai sirna
hingga mawar melambai lambat-lembut saling sapa
mawarpun tak rambang lagi, embun datangkan lantera
lalu mawar mulai meraksi, bersenandung rapsodi.
Senjaku Merinai
gerimis rintik-rintik
merimis meliri-lirih
membasahi rintis-rintis
tanpa masa merisak arah
oh.., rimpuh hati ini
gerimis rintik-rintik
hujan merenyai
senjaku rusuh hati
kupu-kupu menggigil risik
bunga-bunga kapas menggerisik
lentesasi merisik petuah peri
akh..., elmira senjamu rimas
biarlah-biar
biar diriku unjut senja ini dengan untai...,
lalu sendiri merinai.
@elmira
merimis meliri-lirih
membasahi rintis-rintis
tanpa masa merisak arah
oh.., rimpuh hati ini
gerimis rintik-rintik
hujan merenyai
senjaku rusuh hati
kupu-kupu menggigil risik
bunga-bunga kapas menggerisik
lentesasi merisik petuah peri
akh..., elmira senjamu rimas
biarlah-biar
biar diriku unjut senja ini dengan untai...,
lalu sendiri merinai.
@elmira
Sajak Untuk Andaru
pada andaru, adakah sinarmu akan pudar kawan
disana, jauh diseberang sana dirimu coba gapai mimpi
diatas lautan o pui thong, dirimu merajut harap
pada andaru, adakah sinarmu akan pudar kawan
dirimu bukan berada pada lakara, ataupun seorang yang melalang,
tetapi dirimu laksamana sang penakluk
dan pada siang matahari menantangmu
berharap andaru memudar,
menyerah
sirna
takluk pada o pui thong
lalu pada malam,
dirimu merenung sedih
tangis sendiri
merindu ibu...,
pada andaru, adakah sinarmu akan pudar kawan
jangan pernah lelah andaru
tatap purnama
sesungguhnya itu dirimu
gapai harapmu
rentangkan sayapmu hingga menutup bumi
matanatkan jiwamu
tantang mentari
berikan malam tarian lentesasi
biarkan mereka tertegun menatap
disini,
kami menuai doa
untukmu,
untuk dirimu wahai sahabat
pada maya kita berbagi kasih kenang lalu
dan disini, tanah pijak tempat lahirmu ada sahabat dan kekasihmu
menunggumu...,
saatnya nanti bermain dewi-dewi, bunda bumi randu hakiki
sajak untuk andaru;
pada andaru, adakah sinarmu akan pudar kawan
jangan,
jangan pernah memudar,
teruslah melangkah
kait-kait mimpimu dalam doa sampai saatnya nanti
matahari lelah sinar.
@elmira
disana, jauh diseberang sana dirimu coba gapai mimpi
diatas lautan o pui thong, dirimu merajut harap
pada andaru, adakah sinarmu akan pudar kawan
dirimu bukan berada pada lakara, ataupun seorang yang melalang,
tetapi dirimu laksamana sang penakluk
dan pada siang matahari menantangmu
berharap andaru memudar,
menyerah
sirna
takluk pada o pui thong
lalu pada malam,
dirimu merenung sedih
tangis sendiri
merindu ibu...,
pada andaru, adakah sinarmu akan pudar kawan
jangan pernah lelah andaru
tatap purnama
sesungguhnya itu dirimu
gapai harapmu
rentangkan sayapmu hingga menutup bumi
matanatkan jiwamu
tantang mentari
berikan malam tarian lentesasi
biarkan mereka tertegun menatap
disini,
kami menuai doa
untukmu,
untuk dirimu wahai sahabat
pada maya kita berbagi kasih kenang lalu
dan disini, tanah pijak tempat lahirmu ada sahabat dan kekasihmu
menunggumu...,
saatnya nanti bermain dewi-dewi, bunda bumi randu hakiki
sajak untuk andaru;
pada andaru, adakah sinarmu akan pudar kawan
jangan,
jangan pernah memudar,
teruslah melangkah
kait-kait mimpimu dalam doa sampai saatnya nanti
matahari lelah sinar.
@elmira
Ibunda
ribuan rintangan dirimu hadapi, semua dirimu tempuh, untuk satu anakmu,
meskipun berjalan diatas bara dan menginjak serpihan kaca terus berjalan
untuk satu anakmu
seperti malam kasih yang dirimu beri.
ibuku sayang,
lihat dedaunan berjatuhan lalu mengering tapi cintamu tetap bersemi
tak mampu diri ini membalas ,
ingin raga ini mendekap rentamu,
tertidur dalam pelukmu,
lalu mendengar dongeng milikmu
seperti saat kecil dulu,
kasihmu tiada henti
harus dengan apa membalas...
cukuplah bahagiamu, bahagiaku
ibuku sayang setiap desah nafasku iringan doa untuk dirimu
ibuku sayang,
lihat alam bangga denganmu
mulia dirimu,
suci hatimu.
sekarang dirimu pergi tinggalkan diriku pada sunyi
belum mampu diriku membalas
ibu....
meskipun berjalan diatas bara dan menginjak serpihan kaca terus berjalan
untuk satu anakmu
seperti malam kasih yang dirimu beri.
ibuku sayang,
lihat dedaunan berjatuhan lalu mengering tapi cintamu tetap bersemi
tak mampu diri ini membalas ,
ingin raga ini mendekap rentamu,
tertidur dalam pelukmu,
lalu mendengar dongeng milikmu
seperti saat kecil dulu,
kasihmu tiada henti
harus dengan apa membalas...
cukuplah bahagiamu, bahagiaku
ibuku sayang setiap desah nafasku iringan doa untuk dirimu
ibuku sayang,
lihat alam bangga denganmu
mulia dirimu,
suci hatimu.
sekarang dirimu pergi tinggalkan diriku pada sunyi
belum mampu diriku membalas
ibu....
Balailaika Berdawai
Serahkan bilalaika itu padaku
Biar kupetik hingga berdawai
Kidung-kidung surga Berkumandang
Lalu peri menari
Setelah itu diriku bernyanyi Hingga fajar menyingsing, Matahari terbangun
Taburkan pasir milik ancala selatan
Mengabit pelangi sirnai kabut Meta
Tundukan mega
Akhirnya mentari simpai sempurna
Makian camar memersik pagi
Senandung ini tak henti, sampai Akhir zaman nanti
Kokohkan jiwa para insan
Tanam perisai emas pada setiap Diri
Menyatu dengan nadi
Balalaikaku berdawailah,
Meski bumi hancur
Ancala melebur
Laut membeku
Dan jiwa-jiwa menghilang
Balalaika teruslah berdawai
Bawakan syair kedamaian
Bukan kematian
Rengkuh ketentraman
Diriku pembawa balalaika Berdawai
Bergaun putih bunga-bunga kapas
Kepak sayap anggun kupu-kupu
Trodies
@elmira
Biar kupetik hingga berdawai
Kidung-kidung surga Berkumandang
Lalu peri menari
Setelah itu diriku bernyanyi Hingga fajar menyingsing, Matahari terbangun
Taburkan pasir milik ancala selatan
Mengabit pelangi sirnai kabut Meta
Tundukan mega
Akhirnya mentari simpai sempurna
Makian camar memersik pagi
Senandung ini tak henti, sampai Akhir zaman nanti
Kokohkan jiwa para insan
Tanam perisai emas pada setiap Diri
Menyatu dengan nadi
Balalaikaku berdawailah,
Meski bumi hancur
Ancala melebur
Laut membeku
Dan jiwa-jiwa menghilang
Balalaika teruslah berdawai
Bawakan syair kedamaian
Bukan kematian
Rengkuh ketentraman
Diriku pembawa balalaika Berdawai
Bergaun putih bunga-bunga kapas
Kepak sayap anggun kupu-kupu
Trodies
Rupa Sudah Sudah
puing ini hati retak
tak banding aku kulikat nata
ah, sudah sudah
ini lahabi lengkung semu
tak ada matanat diri
ah, sudah sudah
masuk saja dalam diam
tapik kasak-kusuk dan tepik-sorak meski tak teriak,
biar murka tiada berperi
ah, sudah sudahlah
biar semalam ini tetap rindu milik tuan,
rindu saya bukan sedikit
@elmira
tak banding aku kulikat nata
ah, sudah sudah
ini lahabi lengkung semu
tak ada matanat diri
ah, sudah sudah
masuk saja dalam diam
tapik kasak-kusuk dan tepik-sorak meski tak teriak,
biar murka tiada berperi
ah, sudah sudahlah
biar semalam ini tetap rindu milik tuan,
rindu saya bukan sedikit
@elmira
Pergi Pergi
semilir angin alun pelan
hujan tak berhenti sua
embun lindap
bulan menyinar tenang
langit tak menarik
malam berpetak-petak
pelangi tertidur nyenyak
matahari retak pula
ini janji lambang abadi,
terukir dimanis jari,
dapatkah dirasa pasti,
tapi dia pergi,
hanya tinggalkan kenangan dalam hati,
dan air mata abadi,
sudahlah,
pergi-pergi
sajalah...
@elmira
hujan tak berhenti sua
embun lindap
bulan menyinar tenang
langit tak menarik
malam berpetak-petak
pelangi tertidur nyenyak
matahari retak pula
ini janji lambang abadi,
terukir dimanis jari,
dapatkah dirasa pasti,
tapi dia pergi,
hanya tinggalkan kenangan dalam hati,
dan air mata abadi,
sudahlah,
pergi-pergi
sajalah...
Please Dech
please deh,
ini yang ku mau
jangan ganggu
please deh,
ini pilihanku
jangan ikut campur
please deh,
diam !
seri dagomala, seri dagomala
ku kutuk kau jadi siput
lalu, sukur
please deh,
gak perlu kaya gitu kali,
ini hakku jadi terserah dong
please deh,
gak usah kaya diktator
ini negara demokrasi
isinya cuma koruptor
"woi jangan please-pleasean mulu dari tadi..!"
please deh,
gak usah larang-larang, suka-suka dong,
"gak ada kata-kata laen apa selaen please..!"
ada sih,
tolong gak usah gitu deh, ini diriku semua inginku,
"jah, please ama tolong apa bedanya..??!!"
please deh,
jangan gila dong
ya bedalah,
"beda diliat dari mana..??!!"
dudul banget sih,
please tuh bahasa inggris
tolong bahasa indonesia,
bedakan..???
"fuck damn you"
sory i have to go now,
"please deh gak usah buru-buru"
oh, shit i forgot..!
"what it's..??"
shut up, your mouth and dont follow me...!!,
"hmm..hahaha im the devil, you can't to forbid me"
let's see how strong u are ;)
"i'll be waitting for u little angel"
am out..
@elmira
ini yang ku mau
jangan ganggu
please deh,
ini pilihanku
jangan ikut campur
please deh,
diam !
seri dagomala, seri dagomala
ku kutuk kau jadi siput
lalu, sukur
please deh,
gak perlu kaya gitu kali,
ini hakku jadi terserah dong
please deh,
gak usah kaya diktator
ini negara demokrasi
isinya cuma koruptor
"woi jangan please-pleasean mulu dari tadi..!"
please deh,
gak usah larang-larang, suka-suka dong,
"gak ada kata-kata laen apa selaen please..!"
ada sih,
tolong gak usah gitu deh, ini diriku semua inginku,
"jah, please ama tolong apa bedanya..??!!"
please deh,
jangan gila dong
ya bedalah,
"beda diliat dari mana..??!!"
dudul banget sih,
please tuh bahasa inggris
tolong bahasa indonesia,
bedakan..???
"fuck damn you"
sory i have to go now,
"please deh gak usah buru-buru"
oh, shit i forgot..!
"what it's..??"
shut up, your mouth and dont follow me...!!,
"hmm..hahaha im the devil, you can't to forbid me"
let's see how strong u are ;)
"i'll be waitting for u little angel"
am out..
Untuk Mu Tuhan ( ALLAH SWT )
tampak ini rasa sedih, munculkan duka
ini tangis dan tawa dalam nafas
ku kejar kehidupan, tapi melupakan sang Maha hidup
terlalu banyak kita mengeluh dalam hidup
padahal,
mentari beserta cahayanya
bumi yang berputar tanpa derak
bulan yang bergerak diam-diam tak berisik
air yang memancarkan berdecak
angin dengan tarian lembut
adalah milik kita,
hitam-putih dalam hidup
dengki dusta setiap bait kata
ingin ku gulung semua,
celupkan dalam mutiara surga,
lalu hamparkan kembali menjadi putih, mulai lagi
tapi tak akan bisa..!
Kau yang Maha pelindung,
lindungi jiwaku didalam manisnya iman islam
Kau yang Maha pemaaf,
hapuslah semua lembar hitam, yang tertera dilauh mahfuzmu
Kau yang Maha bijaksana,
peluklah ragaku didalam hangatnya ketakwaan
Kau yang Maha malu,
hiasi akhlakku dalam perisai malu milikmu
kau yang Maha melihat,
sahkan kata-kataku !
larut asah
hapus semua
kembali menjadi siembun lagi.
ini tangis dan tawa dalam nafas
ku kejar kehidupan, tapi melupakan sang Maha hidup
terlalu banyak kita mengeluh dalam hidup
padahal,
mentari beserta cahayanya
bumi yang berputar tanpa derak
bulan yang bergerak diam-diam tak berisik
air yang memancarkan berdecak
angin dengan tarian lembut
adalah milik kita,
hitam-putih dalam hidup
dengki dusta setiap bait kata
ingin ku gulung semua,
celupkan dalam mutiara surga,
lalu hamparkan kembali menjadi putih, mulai lagi
tapi tak akan bisa..!
Kau yang Maha pelindung,
lindungi jiwaku didalam manisnya iman islam
Kau yang Maha pemaaf,
hapuslah semua lembar hitam, yang tertera dilauh mahfuzmu
Kau yang Maha bijaksana,
peluklah ragaku didalam hangatnya ketakwaan
Kau yang Maha malu,
hiasi akhlakku dalam perisai malu milikmu
kau yang Maha melihat,
sahkan kata-kataku !
larut asah
hapus semua
kembali menjadi siembun lagi.
@elmira
Semu 27
disemu ini coba berpaling diri
lihat, dinding-dinding bisu menghardik sepi
tik-tik rintik hujan basahi bumi
lamunan menerawang terbang tinggi,
semilir meniup lirih
terbangkan si rapuh bunga-bunga kapas dalam tarian sunyi
senandung pilu...
tatap langit
hitam pekat
tak menarik
tanpa gejora manik-manik
ada bayang dalam lirik
ingin kusentuh lalu kutarik
tapi apalah, gapaipun tak sampai,
hati tergores perih,
misteri hidup,
akankah sampai disini..
hai.. peri
kemari,
beri aku bisikan
tentang 27
apa nantinya... ?
dimana... ?
atau, sampaikah gapai 27...?
hai.. peri,
mengapa hanya diam membisu,
hati ini menjadi pilu
beri tau satu peristiwa,
biar dapat ku cabut kembali tikaman belati pada jantungku,
sini... kemari,
hening.....
tak terdengar,
bahagiakah diakhir cerita...?
@elmira
lihat, dinding-dinding bisu menghardik sepi
tik-tik rintik hujan basahi bumi
lamunan menerawang terbang tinggi,
semilir meniup lirih
terbangkan si rapuh bunga-bunga kapas dalam tarian sunyi
senandung pilu...
tatap langit
hitam pekat
tak menarik
tanpa gejora manik-manik
ada bayang dalam lirik
ingin kusentuh lalu kutarik
tapi apalah, gapaipun tak sampai,
hati tergores perih,
misteri hidup,
akankah sampai disini..
hai.. peri
kemari,
beri aku bisikan
tentang 27
apa nantinya... ?
dimana... ?
atau, sampaikah gapai 27...?
hai.. peri,
mengapa hanya diam membisu,
hati ini menjadi pilu
beri tau satu peristiwa,
biar dapat ku cabut kembali tikaman belati pada jantungku,
sini... kemari,
hening.....
tak terdengar,
bahagiakah diakhir cerita...?
@elmira
Nyanyian Surga ( Puisi Dongeng )
embun rimbun
menetes, membasahi bumi
angin
silir-mamiri menari-nari
hembusan hampa..
la...la...la..la...
apa itu..?
apa yang telah ku dengar,
kubuka mataku,
tatap sekeliling
pelajari semua
lalu kucari bisik suara sunyi tadi,
berlari dalam kalut,
la...la...la...la...
lagi-lagi terdengar
ku cepat berlari
tersentak..!
aku sedang tak berada dibumi
kini aku dalam lingkar rona pelangi,
tersadar ini,
aku telah...mati....
tinggalkan raga dalam pertempuran abadi
membumbung melayang pergi,
dapat kurasa, kepakan sayap dipunggung
ah....ternyata kini aku bersayap merpati,
la...la...la...la...
BIADAP !
senandung itu terdengar lagi,
ku terobos, lingkar pelangi
terlihat,
dan kini dapat kulihat
ternyata itu senandung para bidadari,
"raihlah jemari kami wahai anak adam jangan kau menari-nari dalam lazwardi dilangit ini"
para bidadari bersenandung untukku
disurga ini,
dalam rona si pelangi
dan gema lonceng Tuhan abadi.
@elmira
menetes, membasahi bumi
angin
silir-mamiri menari-nari
hembusan hampa..
la...la...la..la...
apa itu..?
apa yang telah ku dengar,
kubuka mataku,
tatap sekeliling
pelajari semua
lalu kucari bisik suara sunyi tadi,
berlari dalam kalut,
la...la...la...la...
lagi-lagi terdengar
ku cepat berlari
tersentak..!
aku sedang tak berada dibumi
kini aku dalam lingkar rona pelangi,
tersadar ini,
aku telah...mati....
tinggalkan raga dalam pertempuran abadi
membumbung melayang pergi,
dapat kurasa, kepakan sayap dipunggung
ah....ternyata kini aku bersayap merpati,
la...la...la...la...
BIADAP !
senandung itu terdengar lagi,
ku terobos, lingkar pelangi
terlihat,
dan kini dapat kulihat
ternyata itu senandung para bidadari,
"raihlah jemari kami wahai anak adam jangan kau menari-nari dalam lazwardi dilangit ini"
para bidadari bersenandung untukku
disurga ini,
dalam rona si pelangi
dan gema lonceng Tuhan abadi.
@elmira
Ngiau Parkit Kecil
kau parkit kecil kenapa murung saja dalam rumahmu..?
apa kau tak mau untuk muai..?
kau partik kecil,
jika tiba saatnya sangkarmu ku buka,
apa kau akan terbang bebas, dan jadi binal..?
apa kau bisa merasakan hembusan angin semilir berlarian..?
apa juga, sayapmu telah luruh, dan rapuh dalam sangkar..?
kau tinggalkan saja mereka, dan melompat tinggalkan sayapmu itu.
kau parkit kecil
akan ada masanya
aku bawamu jauh dari sangkarmu
untuk kau rengguk jingga pagi,
sampai jumpa parkit kecil
aku akan jengukmu,
saat padi mulai lelah tegak,
sampai jumpa parkit kecil
@elmira
apa kau tak mau untuk muai..?
kau partik kecil,
jika tiba saatnya sangkarmu ku buka,
apa kau akan terbang bebas, dan jadi binal..?
apa kau bisa merasakan hembusan angin semilir berlarian..?
apa juga, sayapmu telah luruh, dan rapuh dalam sangkar..?
kau tinggalkan saja mereka, dan melompat tinggalkan sayapmu itu.
kau parkit kecil
akan ada masanya
aku bawamu jauh dari sangkarmu
untuk kau rengguk jingga pagi,
sampai jumpa parkit kecil
aku akan jengukmu,
saat padi mulai lelah tegak,
sampai jumpa parkit kecil
@elmira
doest'n he realized
that is hurting us a lot
or maybe is heartare made from a stone,
he doest'n know how much pain,
how much hurt,
that his gave to a woman, who love him very much,
be brave,
let me stab him,
and burn him,
or allmighty,
God why you keep soo silent..?
where are You..?
do You think,this your unperfeck creation..?
so You think, You can ignoring us..?
YOU ARE JUST KEEP, SILENT..!!
just let me take care of this,
stab,
stab,
and stab,
i'll stab his heart,
and suck of his blood
and tears his flesh
then i'll throw him to the hell,
I HATE MY FATHER !!!
@elmira
that is hurting us a lot
or maybe is heartare made from a stone,
he doest'n know how much pain,
how much hurt,
that his gave to a woman, who love him very much,
be brave,
let me stab him,
and burn him,
or allmighty,
God why you keep soo silent..?
where are You..?
do You think,this your unperfeck creation..?
so You think, You can ignoring us..?
YOU ARE JUST KEEP, SILENT..!!
just let me take care of this,
stab,
stab,
and stab,
i'll stab his heart,
and suck of his blood
and tears his flesh
then i'll throw him to the hell,
I HATE MY FATHER !!!
@elmira
Sajak untuk Senar Huzun ( tali kasihan )
bergegaslah katakan maaf,
sebelum bulan terlelap nyenyak,
sebelum malam berhenti menari,
sebelum sinar gemintang sirna menghilang,
jika aku adalah engkau
dapat kurasa asah ini
apa ada gores diluka hati..
maafkan,
aku hanya dapat berujar diam,
tak secuap kesah dapat tersampai,
pada titik-titik beku,
sajak untuk senar huzun,
teman, tunjukan salahku
kumeminta maafmu,
sebelum fajar datang menyingsing.
sebelum bulan terlelap nyenyak,
sebelum malam berhenti menari,
sebelum sinar gemintang sirna menghilang,
jika aku adalah engkau
dapat kurasa asah ini
apa ada gores diluka hati..
maafkan,
aku hanya dapat berujar diam,
tak secuap kesah dapat tersampai,
pada titik-titik beku,
sajak untuk senar huzun,
teman, tunjukan salahku
kumeminta maafmu,
sebelum fajar datang menyingsing.
@elmira
Kupu Kupu
ini kupu-kupu menari lagi,
tak mengenal hari,
dan cuaca yang membasahi,
terus melayang pergi,
mencari kuncup kesana-kemari,
bertahan hidup dalam dekap sayap pagi,
menari-nari dalam silir-mamiri,
membumbung pegi,
melayang jauh meninggalkan bumi,
mengharap gapai langit lazwardi,
kupu-kupu
penghibur sang alam, penenang murka sang mentari,
kupu-kupu
tak pernah takut menjalani hari, walau ia tau, ia akan cepat mati,
kupu-kupu
begitu suci, padahal takdirnya penuh teka-teki,
hanya satu yang dapat dikatakan insani,
teruskanlah,
engkau menari-nari.
tak mengenal hari,
dan cuaca yang membasahi,
terus melayang pergi,
mencari kuncup kesana-kemari,
bertahan hidup dalam dekap sayap pagi,
menari-nari dalam silir-mamiri,
membumbung pegi,
melayang jauh meninggalkan bumi,
mengharap gapai langit lazwardi,
kupu-kupu
penghibur sang alam, penenang murka sang mentari,
kupu-kupu
tak pernah takut menjalani hari, walau ia tau, ia akan cepat mati,
kupu-kupu
begitu suci, padahal takdirnya penuh teka-teki,
hanya satu yang dapat dikatakan insani,
teruskanlah,
engkau menari-nari.
@elmira
Satu Resep Bunuh Diri
suram..
murkaku pada dunia
apa yang kalian lihat,
apa yang kalian pandang,
ku ingin buktikan perkataan TUHAN..
kehidupan setelah kematian
aku ingin berjalan dalam gelap,
ku ingin LARI dari ini semua !
TUHAN menungguku..
hei..dinda jangan terpaku menatapku,
dinda wanitaku jangan teteskan air mata untukku,
raihlah tanganku..
sentuh jemariku..
kemarilah..
ku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal..
tangisnya menjadi,meraung..memecah
keheningan malam,
kanda..hentikan,
lihat dunia...
saksikan sekitar,
aku mencintaimu..
senyumku mengembang..
revolver pindad kaliber 38 mm special,yang berada ditangan kananku
kuarahkan kepelipis kepalaku,
tangisnya makin menjadi..
air matanya membanjir,
peluru ini akan menembus kepalaku,
lalu menghancurkan otakku,
kutatap dia sekali lagi,
dinda..kematianku jadikanlah
pelajaran untukmu..
saksikan..
perhatikan..
nikmati bagaimana ajal menjemputku,
tatapnya memayu..memohon,
seakan yang ku lakukan salah,
senyumku mengembang indah..
kupejamkan mataku,
KEMATIAN..SEKARANG AKU DATANG..
KEHIDUPAN BARU SAMBUTLAH AKU...!!
hahahahahaha...
ku tarik pelatuknya..
lalu..
DOR.....!!!!!!!!
murkaku pada dunia
apa yang kalian lihat,
apa yang kalian pandang,
ku ingin buktikan perkataan TUHAN..
kehidupan setelah kematian
aku ingin berjalan dalam gelap,
ku ingin LARI dari ini semua !
TUHAN menungguku..
hei..dinda jangan terpaku menatapku,
dinda wanitaku jangan teteskan air mata untukku,
raihlah tanganku..
sentuh jemariku..
kemarilah..
ku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal..
tangisnya menjadi,meraung..memecah
keheningan malam,
kanda..hentikan,
lihat dunia...
saksikan sekitar,
aku mencintaimu..
senyumku mengembang..
revolver pindad kaliber 38 mm special,yang berada ditangan kananku
kuarahkan kepelipis kepalaku,
tangisnya makin menjadi..
air matanya membanjir,
peluru ini akan menembus kepalaku,
lalu menghancurkan otakku,
kutatap dia sekali lagi,
dinda..kematianku jadikanlah
pelajaran untukmu..
saksikan..
perhatikan..
nikmati bagaimana ajal menjemputku,
tatapnya memayu..memohon,
seakan yang ku lakukan salah,
senyumku mengembang indah..
kupejamkan mataku,
KEMATIAN..SEKARANG AKU DATANG..
KEHIDUPAN BARU SAMBUTLAH AKU...!!
hahahahahaha...
ku tarik pelatuknya..
lalu..
DOR.....!!!!!!!!
@elmira
Gila
jiwaku gila,
gilakah jiwaku,
jiwaku gilakah,
gilakah jiwaku,
jika jiwa kau gila,
gilakah jiwaku,
jiwaku gila,
gilakaukah jiwaku,
kalau gilaku gilakau,
gilaku gila kaukah,
jiwakaukah jiwaku,
jiwaku gila jika,
jika jiwaku gila,
jika gilaku gilakau,
gilakaku jiwaku,
gilaku jikagila kaukah,
gilakujiwakaukah,
jiwakakugilaku,
gilaakujiwakau.
gilakah jiwaku,
jiwaku gilakah,
gilakah jiwaku,
jika jiwa kau gila,
gilakah jiwaku,
jiwaku gila,
gilakaukah jiwaku,
kalau gilaku gilakau,
gilaku gila kaukah,
jiwakaukah jiwaku,
jiwaku gila jika,
jika jiwaku gila,
jika gilaku gilakau,
gilakaku jiwaku,
gilaku jikagila kaukah,
gilakujiwakaukah,
jiwakakugilaku,
gilaakujiwakau.
@elmira
Sakit
otakku sakit,
sakit otakku,
otakku sakitkah,
sakitkah otakku,
kalau otakku sakit,
sakitkah otakkau,
otakku sakit,
sakitkaukah otakku,
kalau sakitku sakitkau,
otakku otak kaukah,
sakitkah otakku,
sakitkahakuotakkaukah,
sakitku otak kaukah,
sakitkah sakit otakku.
sakit otakku,
otakku sakitkah,
sakitkah otakku,
kalau otakku sakit,
sakitkah otakkau,
otakku sakit,
sakitkaukah otakku,
kalau sakitku sakitkau,
otakku otak kaukah,
sakitkah otakku,
sakitkahakuotakkaukah,
sakitku otak kaukah,
sakitkah sakit otakku.
@elmira
Bunga Bunga Kapas
siang ini sunyi,
mataharipun malas untuk bersinar,
dapat kudengar cicau suara burung,
yang enggan-enggan bercicit ria,
pohonpun tak berdaun..
angin bertiup lembut pelan-pelan,
mataku tertuju pada pemandangan didepan sana..
bunga-bunga kapas,
mereka berterbangan,ditiup angin..
tipis-rampis..membumbung pergi,
menari-nari,canda-ria bersama..
merapat..lalu berputar..dan melayang..terbang kembali..
indahnya melihat bunga-bunga kapas menari-nari,
agaknya langit sedikit iri..
tik-tik..ku dengar suara rintikan..
oh..ternyata langit mengeluarkan hujan..
terhentilah kebahagian si bunga-bunga kapas,
satu demi satu sang bunga-buang kapas mulai jatuh ketanah dan mati..
menyedihkan..
matahari mulai marah,
langitpun bergegas cerah..
hujan seketika terhenti dan dapat kulihat bangkai bunga-bunga kapas yang terhempas ditanah..
tapi mengapa bunga-bunga kapas tak pernah bersedih..?
jawabnya..
karna bunga-bunga kapas dapat hidup kembali..
dan menari lagi diesok hari.
mataharipun malas untuk bersinar,
dapat kudengar cicau suara burung,
yang enggan-enggan bercicit ria,
pohonpun tak berdaun..
angin bertiup lembut pelan-pelan,
mataku tertuju pada pemandangan didepan sana..
bunga-bunga kapas,
mereka berterbangan,ditiup angin..
tipis-rampis..membumbung pergi,
menari-nari,canda-ria bersama..
merapat..lalu berputar..dan melayang..terbang kembali..
indahnya melihat bunga-bunga kapas menari-nari,
agaknya langit sedikit iri..
tik-tik..ku dengar suara rintikan..
oh..ternyata langit mengeluarkan hujan..
terhentilah kebahagian si bunga-bunga kapas,
satu demi satu sang bunga-buang kapas mulai jatuh ketanah dan mati..
menyedihkan..
matahari mulai marah,
langitpun bergegas cerah..
hujan seketika terhenti dan dapat kulihat bangkai bunga-bunga kapas yang terhempas ditanah..
tapi mengapa bunga-bunga kapas tak pernah bersedih..?
jawabnya..
karna bunga-bunga kapas dapat hidup kembali..
dan menari lagi diesok hari.
@elmira
Puan Jingga
curah hujan tetes embun,
pasir putih tenang kabut,
dinding es tersentuh lembut retak merambat hancur lebur,
itulah hati sang puan jingga,
dalam dekap sirapuh jiwa,
dalam alunan nyanyian balada,
oh..sipuan jingga sungguh malang lagi nista,
menghayal...
menjadi merpati bersayap indah,
pergi jauh melayang tinggi diangkasa,
mengitari singgasana milik Tuhan,
oh..sipuan jingga terjatuh dalam khayal,dan tak terbangun,
tanpa harus terbangun..
pasir putih tenang kabut,
dinding es tersentuh lembut retak merambat hancur lebur,
itulah hati sang puan jingga,
dalam dekap sirapuh jiwa,
dalam alunan nyanyian balada,
oh..sipuan jingga sungguh malang lagi nista,
menghayal...
menjadi merpati bersayap indah,
pergi jauh melayang tinggi diangkasa,
mengitari singgasana milik Tuhan,
oh..sipuan jingga terjatuh dalam khayal,dan tak terbangun,
tanpa harus terbangun..
@elmira
Putri Air Mata
saat dimana,sang putri air mata bersedih..
dia dalam kesendirian,
saat dimana,sang putri air mata bernyanyi..
yang dia nyanyika,sebuah lagu balada,
saat dimana sang putri air mata tetawa..
tawanya diiringi air mata,
sang putri air mata,gadis cantik dengan seribu penderitaan..
sang putri air mata berambut hitam pekat,dengan kulit putih pucat,diiringi wajah murung kesedihan..
Tuhan,bolehkah sang putri air mata berpinta..
putri air mata hanya ingin hidup..
Tuhan diammu buat hati sang putri pilu..
putri air mata tak sekuat itu...
dia dalam kesendirian,
saat dimana,sang putri air mata bernyanyi..
yang dia nyanyika,sebuah lagu balada,
saat dimana sang putri air mata tetawa..
tawanya diiringi air mata,
sang putri air mata,gadis cantik dengan seribu penderitaan..
sang putri air mata berambut hitam pekat,dengan kulit putih pucat,diiringi wajah murung kesedihan..
Tuhan,bolehkah sang putri air mata berpinta..
putri air mata hanya ingin hidup..
Tuhan diammu buat hati sang putri pilu..
putri air mata tak sekuat itu...
@elmira
07 Agustus 2009 jam 8:50
Langganan:
Postingan (Atom)